sabtu


KANTIN KE KANTIN

Setelah membangun bisnis mulai dari jualan pernak – pernik sampai dengan buku – buku akhirnya, ada kesempatan untuk membuka kantin, di sekolah saya dulu di SMA Negeri 100, dengan bantuan kakak dan orang yang telah memberi kesempatan saya belajar, yang menginvestasikan uangnya, saya berjualan bakso dan somay, baksonya memang sama namun penyajiannya berbeda, saya menyebutnya bakso biasa bukan bakso malang juga bukan, karena saya terinspirasi oleh keduanya. Dan somay dengan ciri khas taburan wortel di setiap somay-nya.

Bersiap untuk berjualan dimulai, membersihkan etalase, menyiapkan kompor minyak, mengisi air dan memajang display bertopi, kemudian mengenakan celemek. Bagi kebanyakan teman- teman yang berjualan di kantin saya terlihat aneh, ‘kok repot seperti itu’, dan beragam komentar lainnya.

Hari pertama, tahukah anda seberapa besar minat pelanggan saya, minatnya sangat dasyat, terbukti, disaat keluar main, ternyata akibat kesalahan hitungan prediksi kuah dan air dalam panci somay, belum ada yang mendidih, masih hangat-hangat kuku dan belum siap untuk disajikan. Dengan sedikit kegrogian, akhirnya seorang pembeli menunggu dengan sabar untuk mendapatkan satu porsi bakso buatan saya. Dan hanya satu pembeli saja yang benar – benar berantusias mendapatkan satu porsi bakso dengan menunggu sampai kuah bakso siap, dan itulah hasil penjualan dihari pertama.

Kantin pertama sudah tutup buku, Alhamdulillah ada kesempatan kemudian dengan membuka neo cafetario, baru dan masih sangat labil, pada pekan pertama penjualan juga hanya terbeli satu porsi masakan. Dan kembali untuk membuka kantin dimanapun dan selalu belajar, memasak dan memasak.

Kesempatan untuk memaksimalkan mobil dapur umum BSMI[1] pun terbuka, kami diberikan peluang berjualan sekaligus sebagai penggalangan dana kemanusiaan. Mudah – mudahan terlaksana dan berjalan maksimal. Amin.
Tawaran berikutnya menjadi trainer mr. tacos, salahsatu produk makanan yang di frinechise- kan yang berasal dari Texas.



[1] Bulan Sabit Merah Indonesia